Sabtu, 12 Mei 2012

Kepuasan kerja


a.      Pengertian kepuasan kerja
            Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya yang beraneka ragam dalam memberikan batasan atau pengertian tentang kepuasan kerja, akan tetapi pada dasarnya setiap prinsip tidak berbeda jauh antara pengertian tentang kepuasan kerja, akan tetapi pada dasarnya secara prinsip tidak berbeda jauh antara pengertian yang satu dengan yang lainnya. Robbins (1996) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum terhadap pekerjaan seorang: selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan bnayknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Menurut Kreitner dan Kinicki (2005), kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini berarti bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal. Sebaliknya, seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau lebih aspek yang lainnya. Aspek yang dimaksud tersebut meliputi pengakuan (recognition). Kompensasi (Compensation) dan Pengawasan (suvervisor).
Menurut Kreitner dan Kinicki (2005), ada 5 (lima) model kepuasan kerja yang menonjol akan menggolongkan pemyebabnya. Penyebabnya adalah:
1.      Need Fulfillment. Model ini menjelaskan bahwa kepuasan ditentukan oleh karakteristik dari sebuah pekerjaan memungkinkan seorang individu untuk memenuhi kebutuhannya.
2.      Discrepancies. Model ini menjelaskan bahwa kepuasan adalah hasil dari harapan yang terpenuhi. Harapan yang terpenuhi mewakili perbedaan antara apaa yang diharapkan oleh seorang individu dari sebuah pekerjaan, seperti upah dan kesempatan promosi yang baik dari apa yang pada kenyataannya diterimanya.
3.      Value attaiment gagasan yang melandasi pencapaian nilai adalah bahwa kepuasan berasal dari nilai persepsi bahwa suatu pekerjaan memungkinkan untuk pemenuhan nilai-nilai kerja yang penting dari seorang individu.
4.      Equity Dalam model ini, kepuasan adalah suatu fungsi dari bagaimana seorang individu diperlakukan “ secara adil” di tempat kerja kepuasan berasal dari persepsi seseorang bahwa output pekerjaan relatif sama dengan inputnya perbandingan yang mendukung output input lain yang significan.
5.      Depositional Genetic Component secara khusus model ini didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja merupakan sebagian fungsi dari sifat pribadi maupun faktor genetik, oleh karenanya model ini menunjukkan bahwa perbedaan individu yang stabil adalah sama pentingnya dalam menjelaskan kepuasan kerja dengan karakteristik lingkungan kerja.
b.      Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
            Banyak orang menganggap bahwa gajih atau upah merupakan faktor utama untuk timbulnya kepuasan kerja, sampai taraf tertentu hal ini dapat diterima sesuai dengan tingkatan motivasi dari Maslow maka gaji termasuk pada kebutuhan dasar, akan tetapi jika masyarakatsudah dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi keluarga secara wajar maka gaji atau upah bukanlah merupakan faktor yang utama. Menurut Herzberg dengan teori dua faktor dikatakan bahwa gaji atau upah termasuk dalam kelompok ketidakpuasan kerja(As’ad,1995).
            Menurut Robbins (1996) kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seseorang individu terhadap pekerjaannya dan faktor-faktor yang mendorong terjadinya kepuasan kerja yaitu :
a.      Pekerjaan yang secara mental menantang
Pada dasarnya karyawan lebih cenderung menyukai pekerjaan yang memberikan kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan serta menawarkan beragam tugas, kebebasan serta umpan balik terhadap pekerjaan yang dilakukan.
b.      Ganjaran yang pantas
Karyawan pada dasarnya menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang dirasakan adil dan sesuai dengan harapan mereka. Apabila upah dirasakan pada tuntutan pekerjaan, memperhatikan tingkat keterampilan individu serta standar pengupahan komunitas.
c.       Kondisi kerja yang mendukung
Lingkungan kerja yang baik akan memberikan keamanan bagi
Karyawan dalam bekerja karena akan memudahkan mereka untuk melakukan pekerjaan. Karyawan keadaan fisik yang aman,lokasi yang dekat dengan rumah, fasilitas yang bersih dan relatif modern serta peralatan yang memadai.mengungkapkan ada tiga faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja:
a.       Faktor utama dalam pekerjaan yaitu : Gaji, pengawasan ketentraman atau kekerasan kerja, kondisi kerja, kesempatan untuk maju, penghargaan terhadap kecakapan, hubungan sosial diantara karyawan di dalam pekerjaannya, ketepatan dan kecepatan dalam menyelesaikan permasalahan keadilan, perlakuan terhadap pekerjaan dan keadilan tugas.
b.      Faktor sosial yaitu hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat kesempatan untuk berekreasi, kehidupan serikat buruh, kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan.
c.       Faktor individual yaitu; umur, kesehatan, watak keinginan.
c.       Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Menurut Ricard L. Daft (2010: 286) Sikap yang paling menarik bagi manajer adalah sikap-sikap yang berhubungan dengan pekerjaan, terutama sikap-sikap yang mempengaruhi kinerja. Dua sikap yang berhubungan dengan penciptaan kinerja tinggi adalah kepuasan terhadap pekerjaan seseorang dan komitmen pada perusahaan.
Menurut Strauss dan Sayles yang dikutip Handoko (2001), kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mengalami kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Karyawan seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat rendah, cepat lelah dan bosan, emosi yang tidak stabil sering absent dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan, sedangkan karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan perputaran yang lebih baik, kurang aktif dalam kegiatan serikat karyawan dan berprestasi kerja lebih baik dari pada karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja. Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang kuat bagi karyawan terutama karena menciptakan prestasi kerja yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar